Fenomena Hoak makin menjadi

#Ga Hoaks Ga Keren.... tagline itu jangan diikutin ya... !. Jaman sekarang semakin sini semakin gila aja, apapun dilakukan untuk mengalahkan pesaingnya. Ga dalam hal politik, bisnis, dagang, rebutan cewek, atau bahkan rebut suami orang. Ga peduli halal dan haram lagi, baik apa ga baik, lucu ataupun ga lucu. Yang penting menang dari lawan... what the fret!.

Kembali ke pembahasan "HOAKS" terserah mau pake "s" atau ngga. Ok. Apa sih hoaks itu? Mari kita cari tahu bersama dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (maksudnya biar ga kelamaan).

Hoaks itu bukan sejenis binatang buas seperti macan, beruang, ular, atau semacamnya, hoaks bukan pula sejenis buah-buah yang bisa dimakan kalo lagi laper seperti apel, durian, bengkoang, jambu dan sejenisnya. Hoaks bukan juga merek kendaraan bermotor kaya Honda, Sizuka (Suzuki maksudnya) Yamaha dan kawan-kawannya.

So what the fret is Hoaks..??? (Pake tanda tanya 3 biar jadi perhatian).

Menurut KBBI, hoaks mengandung makna berita bohong, berita yang tidak bersumber. Menurut Silverman (bukan Superman) (2015), hoaks merupakan serangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan namun "dijual" sebagai kebenaran. Menurut Werme (2016), mendefinisikan hoaks sebagai Faxe Taksi, Faxe News maksudnya. Jangan mikir aneh-aneh loh! Apalagi cuma jok bgini diributin, ga kreatif lau. Lanjutkan, beliau mendefiniskan hoak sebagai faxe news yang dengan sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu (wah mulai nih bawa kata policik).

Hoaks bukan sekedar misleading yang menyesatkan, informasi dalam faxe news juga tidak memiliki landasan faktual, namun disajikan seolah-olah serangkaian fakta. Mengerikan...!! Dan menurut KBBG (kamus besar bahasa gue) hoak itu intinya bohong, dusta, ngelantur, mau itu memiliki tujuan policik mau tidak, mau itu untuk dijual atau tidak.

So, Apa Konsekuensinya kalo Kamu nyebarin Hoak?

Ini nih yang penting buat kalian ketahui, sebagai generasi milenial ataupun generasi-generasi yang lain, gaul boleh, keren harus, kreatif pasti, taat beribadah wajib, dungu baru ga boleh, kuper ga boleh karena sarana mencari informasi dan ilmu pengetahuan saat ini lebih mudah dari kalian mencari kacang rebus.

Orkes kita lanjutkan. Kita semua harus tahu setiap apa yg kita kerjakan dan kita lakukan serta kita ucapkan memiliki konsekuensi yang harus di pertanggung jawabkan. Berbicara masalah hoaks konsekuensi yang diambil oleh seorang pelaku hoaks terbagi dari tiga bagian:

1. Konsekuensi Hukum yang berlaku untuk penyebar hoaks


Nah ini point pentingnya, apakah ada hukum yang ngatur terkait penyebaran berita hoaks atau pidana bagi penyebar hoaks? Tentu ada mas bro, jangan salah. Bahkan penyebar hoaks bisa dijerat pasal berlapis. Kelar luh!. Denger nih!, dikutof dari www.kominfo.go.id, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen Rikwanto menuturkan orang yang menebarkan informasi palsu atau barita hoaks di dunia maya akan dikenakan hukum positif.

Hukum positif itu adalah hukum yang berlaku. Maka penebar hoaks akan dikenakan KUHP, menurut undang-undang no 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-undang no 40 tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta tindakan ketika ujaran kebencian telah menyebabkan terjadinya konflik sosial. Dari sini kita mulai mengetahui bahwa ternyata ada peraturan khusus yang menangani perkara hoaks, dengan mengetahui adanya konsekuensi kaya gini otomatis akan jadi perhatian buat kita kalo mau ikut-ikutan nyebarin berita hoaks. Kalo udah urusan sama yang namanya hukum, gue yakin hidup lu bakal berabe dah.

Orkes lanjut kembali hans n sweety... :)

Jadi, ujaran kebencian yang dimaksud diatas meliputi penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menenangkan, memprovokasi, menghasut, dan penyebaran berita bohong. Hayooo... ! Hati-hati buat kalian yang suka buli membulu di medsos, neror mantan, bohongin istri... wkwkwkw bisa terjerat pasal loh (becanda mode on)

2. Perspektif agama tentang hoaks


Setelah bercerita panjang lebar mengenai pembahasan hoaks pada perspektif hukum yang berlaku kita beralih ke konsekuensi penyebaran hoaks menurut pandangan agama.

Lets go kita cari tau!.

Dalam pandangan agama tentu hoaks memiliki konsekuensi yang harus lebih dipertimbangkan. Karena pada dasarnya hoaks itu adalah suatu kebohongan, dan kebohongan itu percayalah pasti kalian berdosa. So, jangan gegabah dengan konsekuensi yg satu ini. Mungkin ngga sekarang konsekuensi itu akan kita nikmat (rasakan lebih tepatnya) cepat atau lambat apa yang telah kita perbuat akan mendapatkan balasan.

Mengenai kebohongan dan hoaks dalam kacamata agama kang yuyu mencoba mengambil dari beberapa referensi hingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Dalam banyak literatur ushul fiqh telah dijelaskan dengan jelas definisi dan arti dari sebuah berita. Mungkin benar dan mungkin juga salah. Allah juga sudah memberikan warning nih tentang bagaimana menyikapi dan menerima sebuah informasi.
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu. (QS. Al-Hujurat:6).

3. Konsekuensi hoaks dalam lingkungan sosial masyarakat.

Yang namanya hoaks itu menyebarkan sebuah berita yang tidak bersumber, kalo di perinci berarti sebuah informasi yang tidak benar. artinya adalah sebuah kebohongan yang dibentuk sedemikian rupa dengan pengolahan beberapa data yang dipaksa mendukung untuk membenarkan kebohongannya. tentunya untuk kepentingan sesuatu.

dalam kehidupan sosial kemasyarakatan hal ini tentu akan berakibat sesuatu yang sangat tidak baik. beredarnya sebuah kebohongan apalagi jika hal tersebut di keluarkan oleh banyak pihak dan kemudian berkembang maka akan dijadikan sebuah kebenaran.

Di masyarakat hal ini akan sangat berbahaya karena akan memicu sebuah konflik langsung. kita ambil contoh ya, si ibu A tidak menyukai si ibu B kemudian si ibu A mulai menyebarkan berita-berita bohong tentang si Ibu B dalam lingkungan sosialnya. sampai akhirnya berita kebohongan itu dimulai berkembang dalam satu komplek, semua orang mulai membenarkan cerita-cerita yang di susun oleh si ibu A.

Masyarakat kemudian mulai bereaksi kepada si Ibu B dengan mulai menjauhi, mengucilkan, menganak tirikan bahkan membenci. semakin berkembang kebencian yang disebabkan oleh hoaks tersebut semakin berkembang, akhirnya si Ibu mulai mengambil tindakan dengan mencari sumber penebar hoaks, dan ditemukanlah bahwa ternyata si C turut menyebarkan hoaks tersebut. si Ibu B kemudian dengan serta merta membalas perlakuan yang diterima nya kepada si ibu C yang memang sebenarnya hanya tau hoaks yang berkembang saja, bukan sebagai dalang utama pencipta hoaks.

Itulah sebuah contoh sederhana bagaimana hoaks menimbulkan sebuah kejadian yang begitu merusak lingkungan sosial kemasyarakatan.

dengan pembahasan di atas kita setidaknya mulai mengerti bahayanya Hoaks.contoh diatas hanya sebuah contoh dengan skala kecil, nah apa jadinya kalo dalam skala besar kaya masa-masa pemilu terus banyak bermunculan berita-berita hoaks... kebayang kan akibatnya seperti apa..

finally.... thanks sudah membaca tulisan gw yang super sederhana ini, isinya mungkin tidak begitu berharga, cuma gw berharap dapat ngasih kontribusi kecil buat kalian lebih berhati-hati dan lebih bijak menggunakan media sosial yang kalian miliki. juga untuk menjaga norma-norma sosial biar ga bertindak asal-asalan... siap berhadapan dengan hukum? hatur nuhun.
Fenomena Hoak makin menjadi Fenomena Hoak makin menjadi Reviewed by Kang yuyu on November 26, 2018 Rating: 5

2 comments:

Terima Kasih Telah memberikan komentar dengan baik!!
Dimohon untuk menampilkan sumber artikel jika anda hendak mengkopi artikel dari blog ini. terima kasih

Powered by Blogger.